Mukaddimah Maiyah Kalijagan Demak edisi 12 Oktober 2018
Pada momentum Milad Mbah Nun ke 64, ada tiga kata yang merepresentasikan beliau, salah satunya sedekah. Sedekah sendiri merupakan peristiwa cinta, merelakan sebagian dari dirinya untuk dibagi dan dinikmati oleh lainnya. Maka tak mengherankan jika sedekah menjadi perilaku sudah mentradisi dalam kehidupan masyarakat Jawa. Diantaranya adalah Sedekah Bumi dan Sedekah Laut. Suatu wujud cinta manusia Jawa kepada kakak kehidupannya, Bumi dan Laut.
Di bulan Shaffar sendiri, Masyarakat Jawa, khususnya Demak, diingatkan tentang peristiwa pembangunan Masjid Agung Demak, 6 Abad yang lalu. Masjid Agung Demak sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Demak dan pusat Permusyawaratan Walisongo dalam persebaran Islam. Dalam pembangunannya, yang menjadi catatan sejarah adalah ide “saka tatal” dari Sunan Kalijaga. Tatkala, saka yang dibutuhkan ternyata kurang dari perhitungan, Sunan Kalijaga berinisiatif mengumpulkan tatal menjadi satu kesatuan saka. Setelah ‘saka tatal’—adalah tatal kecil-kecil yang disatukan beliau— menjadi kekuatan yang setara saka/ tiang bangunan, maka berdirilah Masjid Agung Demak hingga sekarang bisa kita pakai.
Saka Tatal menjadi penting di saat momentum yang mendesak dan sangat dibutuhkan pada waktunya. Begitu pun sedekah, akan menjadi begitu penting di saat ruang dan waktunya pas. Meski begitu, sedekah adalah laku yang dianjurkan Allah kepada hambanya tanpa melihat momentum yang tepat. Sedekah menjadi media cinta seorang Manusia, baik kepada Allah maupun kepada sesama makhluk. Jadi jangan heran kalau Allah juga berkali-kali menandai momentum sedekah dengan peristiwa cinta.
Maka dari itu, untuk menandai peristiwa cinta Sunan Kalijaga dalam sejarah kebudayaan Islam di Nusantara ini, kita mencoba merayainya dengan Sedekah Tatal, sebagaimana Sedekah Bumi, Sedekah Laut dan sedekah-sedekah lainnya. Selain itu, Sedekah Tatal menjadi tema kita, setidaknya meski kita punya setatal, apapun yang berukuran kecil, asalkan kita sedekahkan bersama dan dilakukan secara berkala, maka bisa jadi akan menjadi saka yang menopang berdirinya bangunan kehidupan kita. Sedekah Tatal, perlu kita sinauni bareng dalam Kalijagan edisi Jum’at Kliwon, 12 Oktober 2018 pukul 20.00 WIB di Universitas Sultan Fatah. [HBA/ Redaksi Kalijagan.com]