Tidak usah iri dengan kota lain yang banyak berdiri mall, ramai tempat hiburan, Demak punya jenis keasyikan tersendiri.
Jika kau pergi dari Demak maka kau pasti akan kengen dengan suasananya. Tidak percaya, coba saja. Suasana ngangeni itu misalnya saat bulan Robiul awal begini, peringatan maulid terjadi sepanjang hari, habis asyar albarjanzi didendangkan oleh anak-anak, habis magrib oleh ibu-ibu, ba’da isyak oleh bapak-bapak. Pada acara-acara itu dihidangkan jaburan yang sangat banyak yang diberikan oleh warga. Makanan itu dikenal dengan jaburan. Hal itu terjadi karena kegembiraan orang Demak atas kelahiran nabi Muhammad. Mereka begitu mencintai kanjeng Nabi.
Tidak hanya pada bulan Maulid saja mereka begitu, pada bulan lain seperti Ramadhan, dan hari raya besar juga suara-suara paja-puji berdengung sepanjang hari masjid dan mushola sepanjang hari. Jika pindah di sebuah kota yang tanpa salawat, pasti kamu akan kangen ini. Saya punya teman yang pernah berdomisili di Demak kemudian dia pindah ke Tangrang, dia menyempatkan datang lagi ke Demak pada hari-hari tertentu selama satu hingga dua minggu untuk tinggal di Demak. Untuk apa, aku tanya begitu. Dia jawab, saya kangen suasananya, jawabnya.
Mungkin cinta memang harus berjarak. Ada seorang teman yang biasanya marah-marah kalau dengar ramai-ramai di masjid. Katanya berisik, tapi dia tiba-tiba kangen ketika dia tinggal di Bali untuk sekian lama. Ia bilang, ternyata ngangeni.
Di Demak kecintaan kepada Allah dan Nabinya itu tidak hanya ritual belaka. Disini mencintai Allah dan meneladani Rasulullah itu menjadi laku praktik. Tadi sudah saya ceritakan tentang begitu mudahnya orang mengirim makanan ke masjid agar dinikmati ahli-ahli salawat. Tidak hanya itu, disini juga banyak komunitas-komunitas sosial. Ada Komunitas Pecinta Berbagi. Komunitas ini sudah berjalan sekitar tiga tahunan. Kegiatan mereka di antaranya adalah membagi nasi bungkus kepada saudara-saudara kita di pinggir-pinggir jalan setiap hari jumat. Tidak hanya itu, kegiatan bersama anak yatim di panti asuan, bingkisan lebaran juga mereka berikan. Uang dari mana itu? Ya dari iuran mereka sendiri juga para penginfak. Komunitas ini juga ikut serta membantu berjalannya kegitan Kalijagan yang berlangsung satu bulan sekali. Mereka selalu menyediakan 100 nasi bungkus untuk dinikmati jamaah yang hadir. Terimakasih.
Komunitas berbagi lain yang tidak kalah keren adalah KOHD, atau Komunitas Omah Harapan Demak. Mereka melaksanakan kegiatan seperti yang dilakukan oleh Komunitas Pencinta Berbagi juga, seperti bagi nasi bungkus, santunan anak yatim, santunan kursi roda, baju layak pakai, dan masih banyak kegiatan sosial lain yang mereka lakukan.
Ada juga komunitas resik-resik masjid. Komunitas ini melakukan bersih-bersih masjid di Demak. Mereka memberi kenyamanan untuk masyarakat yang akan beribadah. Mereka meneladani Nabi. Nabi sebagaimana yang kita ketahui adalah sosok yang sangat memperhatikan kebersihan. Beliau tidak segan mengangkat sapu sendiri.
Mungkin masih banyak komunitas lain yang luput dari penglihatan saya. Mereka adalah orang-orang yang tidak banyak bicara, tidak terlalu memedulikan perhitungan anggaran dan lebih banyak melakukan. Mereka yakin, pekerjaan mereka adalah pekerjaan Allah, maka pasti Allah menjamin. Jika engkau berbagi, kau meniadakan dirimu maka Allah hadir.