Mukaddimah Maiyah Kalijagan edisi 14 Februari 2021/ 2 Rajab 1442 | Milad 4 Tahun Kalijagan
Provokasi jelaslah sebuah tindakan membangkitkan gairah seseorang untuk marah pada suatu hal. Ini jelaslah suatu hal negatif dan semoga kita tidak termasuk orang-orang yang memprovokasi (Provokator). Padahal jika kita mau memahami, orang marah itu wajar dan biasanya ada penyebabnya. Salah satu penyebab yang wajar orang marah ialah kedzaliman. Namun karena ada pihak yang teramat sangat dan amat dzolim, sehingga marah itu terpendam saja. Maka seringkali keberadaan Provokator teramat sangat disyukuri oleh orang-orang yang terdzalimi tersebut.
Selain itu, hari-hari ini, jika ada orang yang berseberangan secara pemahaman mengenai suatu hal, baik agama, politik, ekonomi. Dan orang itu mengkritik sikap yang dilakukan orang yang berseberangan itu, sementara orang yang berseberangan itu memiliki kekuasaan. Biasanya orang yang mengkritik akan dianggap provokator oleh pihak yang berseberangan tersebut. Ada banyak sekali fenomena, sehingga kita memaknai provokasi menjadi amat samar.
Jika kita melihat kejadian semacam itu apakah provokasi masih menjadi hal negatif? Lalu apakah bisa dibenarkah tindakan-tindakan provokasi? Apakah orang-orang yang terprovokasi bisa disalahkan? Semoga kita terjaga agar tidak mudah menjadi orang-orang yang terprovokasi dan menjadi manusia yang berdaulat atas dirinya sendiri. Lebih lanjut patut kita sinauni bersama di edisi Milad 4 Tahun Kalijagan yang mengusung tema Provokator Akhirat.
Dengan kesadaran ‘ihdinas shirothol mustaqim’ kita menyadari bahwa kita belumlah benar, sehingga langkah-langkah kita selama 4 Tahun ini bisa jadi merupakan sebuah provokasi (yang memiliki kandungan negatif) saja. Namun kita tidak lelah untuk terus menuju akhirat. Akhirat yang seperti apa? Mari kita sinauni bersama.
