Allah Maha Sak Karepe Dewe (Bagian 2)
Melalui sifat Qudrat dan Irodat, ini kita bisa memahami bahwa Allah Maha ‘Sak Karepe Dewe’, sekehendakNya. Walaupun menggunakan pilihan bahasa Jawa, atau bisa jadi bahasa lainnya. Tapi jika menyangkut Allah, pahami dan bacalah dengan ‘Makna Pengagungan’, bukan makna ‘peyoratif’: yaitu dengan menggunakan dugaan, persepsi, pandangan negatif, atau dengan unsur bahasa yang memberikan makna menghina, merendahkan, dan sebagainya, yang digunakan untuk menyatakan penghinaan atau ketidaksukaan kepada sesuatu.
Disini kuncinya adalah unsur niat, dan praduga awal, ‘husnuzon’, dalam memahami maksud sangat penting. Ketika kamu bermaksud buruk maka menjadi buruklah maksud dan tujuan itu, begitu pun sebaliknya. Ketika baik menjadi baik, sesuai dengan apa yang kamu maksudkan atau niatkan itu.
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan”. (HR. Bukhari)
Sebagai pencipta, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan-Nya. Seperti tertera dalam Alquran:
اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah: 20).
Sifat wajib Allah, Qudrat mempunya arti ‘Kuasa’, dan sifat mustahilnya ’Ajiz, yang artinya lemah. Maka dapat dipahami bahwa Allah itu Maha Berkuasa, apapun bisa dilakukannya. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa. Kemudian, Iradat (berkehendak) Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Oleh karena itu, kejadian apapun pasti terjadi atas kehendak Allah SWT. Penjelasan dalam Al Quran yakni:
اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: ‘Jadilah!’, maka terjadilah.” (QS Yasiin: 82).