Muqaddimah Kalijagan 3 Maret 2023
Dari orangtua, kita sering mendengar kata-kata ini, “Sitik ora opo-opo Le, sing penting barokah” dalam bahasa Indonesia, sedikit tidak apa-apa, yang penting barokah. Mari kita bahas sekelumit wejangan dari leluhur kita tersebut. Susunan kata itu juga ada pilihan redaksi lain yang maknanya mirip, misal; buat apa banyak tetapi tidak berkah? Artinya berkah menjadi titik tumpu, tidak peduli itu besar atau kecil. Kenapa mengunakan redaksi yang pertama? Alasannya adalah karena syukur, jika bisa mensyukuri yang kecil apalagi mensyukuri yang besar.
Sedikit dan banyak yang dibicarakan di atas adalah masalah rizki. Sesuatu yang masuk ke dalam diri kita adalah dari Allah dan milik Allah. Karena upaya manusia sesusah apapun jika Allah tidak mengalirkannya maka tidak juga mampir ke diri kita. Manusia ibaratnya; urip sakdermo ngecake. Kemana rizki yang telah dialirkan ke diri kita itu kita distribusikan. Atau kita genggam seerat mungkin seolah itu milik kita? Di sinilah jalan berkah itu.
Barokah adalah yang menjadikanmu lebih baik. Jika dengan rizki itu membuatmu lebih baik, lebih iman, lebih taqwa, beramal sholah berarti rizki yang mengalir ke dalam diri kita itu barokah. Sebaliknya jika sebaliknya rizki itu membuat kita ke arah sebaliknya maka rizki itu tidak berkah. Kalijagan pada edisi Maret 2023 kali ini akan sinau tentang peta jalan barokah. Sitik ora opo-opo Le, sing penting berkah. Berkah adalah jalan yang diridhoi oleh Allah. Kalimat dari orang-orangtua kita itu memang sedikit tetapi panjang maknanya. Ia juga mengajarkan syukur. Syukur itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang beriman. Wujud syukur itu menjadi taqwa dan amal sholeh. Demikian.